Untuk meminimalisir dampak kebakaran yang mengancam jiwa, Anda membutuhkan sistem pemadam kebakaran yang andal. Bisa dikatakan, fire fighting pump adalah salah satu elemen paling penting dalam keseluruhan sistem ini.
Sistem ini memastikan pasokan air yang cukup dan bertekanan tinggi untuk memadamkan api. Mari telusuri bagaimana sistem ini bekerja, mulai dari deteksi hingga pemadaman.
Dari Deteksi Hingga Pemadaman, Inilah Cara Kerja Fire Fighting Pump
Berikut ini prinsip kerja pompa pemadam kebakaran dalam memadamkan api.
1. Deteksi Awal
Sebelum pompa pemadam kebakaran mulai bekerja, alat ini harus menerima sinyal adanya potensi kebakaran. Proses ini biasanya melibatkan beberapa perangkat deteksi, seperti smoke detector atau heat detectors.
Begitu salah satu perangkat mendeteksi kebakaran, sinyal langsung terkirim ke Panel Kontrol Alarm Kebakaran (FACP)..
2. Otak Sistem: Fire Alarm Control Panel (FACP)
Setelah menerima sinyal, FACP akan segera mengaktifkan perintah untuk menyalakan pompa pemadam kebakaran. Pertama, mengeluarkan suara sirene dan lampu strobo untuk memberitahu penghuni gedung tentang adanya kebakaran dan memicu evakuasi.
Langkah selanjutnya, FACP akan mengirimkan instruksi agar pompa pemadam kebakaran mulai bekerja. Jika terhubung, sistem alarm secara otomatis mengirimkan sinyal ke stasiun pemadam kebakaran setempat.
3. Komponen Utama Pompa Pemadam Kebakaran
Cara kerja komponen inti pada fire fighting pump dijelaskan berikut ini.
1. Jockey Pump
Kebocoran kecil atau fluktuasi tekanan dapat menyebabkan tekanan menurun, dan jockey pump akan secara otomatis menyala untuk mengembalikan tekanan. Ini mencegah pompa utama sering menyala akibat fluktuasi tekanan minor, sehingga memperpanjang umur pakainya.
2. Pompa Utama
Ketika terjadi penurunan tekanan signifikan dalam sistem, pompa utama akan secara otomatis menyala. Pompa ini mampu menghasilkan semburan air bertekanan tinggi yang sangat besar, efektif untuk melumpuhkan api.
3. Diesel Engine Pump
Jika pompa utama ditenagai oleh motor listrik, seringkali ada pompa cadangan bertenaga mesin diesel. Ini penting untuk memastikan sistem tetap berfungsi bahkan jika pasokan listrik utama terputus akibat kebakaran atau alasan lain.
4. Saklar Tekanan
Sakelar ini dirancang untuk segera mengirimkan sinyal ke panel kontrol pompa, menyalakan jockey pump begitu tekanan berada di bawah ambang batas yang ditetapkan.
Jika penurunan tekanan terus berlanjut, seperti adanya tanda kebakaran yang lebih besar, alat ini akan mengaktifkan pompa utama.
5. Kontrol Pompa
Ini adalah panel kontrol yang mengelola operasi pompa. Sistem ini secara cermat memantau kondisi pompa dan dengan cerdas mengatur operasional pompa sesuai kebutuhan.
6. Pipa Hisap dan Buang
Air dari sumber ditarik masuk melalui pipa hisap, kemudian disalurkan dengan tekanan tinggi oleh pipa buang ke jaringan distribusi, seperti pada sistem sprinkler atau hydrant.
7. Valves dan Gauges
Aliran air diatur dengan cermat melalui berbagai katup, sementara pengukur tekanan membantu kami memantau kondisi sistem secara real-time. Peralatan ini juga krusial untuk mencegah terjadinya aliran balik air.
4. Proses Pemadaman
Setelah pompa utama aktif, air bertekanan tinggi akan dialirkan melalui sistem perpipaan. Jika kebakaran terdeteksi oleh sistem sprinkler, kepala sprinkler yang pecah akan menyemprotkan air langsung ke area yang terbakar.
Desain pola semprotan sprinkler dirancang untuk menutupi area tertentu, membantu mengendalikan atau memadamkan api di titik awal.
Jika pemadaman dilakukan menggunakan hydrant, petugas pemadam kebakaran dapat menghubungkan selang mereka ke hydrant yang terhubung dengan sistem pompa pemadam kebakaran.
Memahami cara kerja fire fighting pump membantu mengapresiasi pentingnya sistem ini. Kebutuhan akan pemeliharaan yang cermat untuk memastikan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat.
